Anak

Tidak ada seorang anakpun yang terlahir didunia atas kehendak dirinya sendiri, bila demikian siapa yang berkehendak disitu ?

Menjawab pertanyaan siapa yang berkehendak disini tentu harus dimulai dari proses sebab akibat sehingga si anak tersebut lahir didunia.
Sebab utama lahirnya si anak adalah karena kedua orangtuanya "berbuat" sehingga akibatnya si anak lahir.

Persoalannya, apakah perbuatan kedua orang tua tersebut "pasti" akan menyebabkan lahirnya si anak ?Jawabannya : "Tidak", karena apabila dua orang berlainan jenis tersebut "berbuat" maka setiap perbuatan tersebut "pasti" akan melahirkan seorang anak, tapi nyatanya tidak bukan?

Kalau begitu, kehendak kedua orang tua tersebut bukanlah suatu "hal mutlak" sebab lahirnya seorang anak, melainkan terdapat kekuatan atau hal lain yang "utama" yang menyebabkan hal tersebut. Sebab "utama" tersebut bagi kalangan beragama dan yang mempercayai Ketuhanan Yang Maha Esa difahami sebagai "Tuhan itu sendiri", artinya terdapat kehendak Tuhan atas lahirnya si anak tersebut.

Hari berganti hari, tahun berganti tahun, hingga anak itu menginjak titik awal kedewasaan (ABG), mulailah ia berfikir dan bertanya pada diri sendiri "kenapa orang tua saya tidak adil dan terasa kejam kepada saya?", si anak merasa diperlakukan berbeda dengan saudara kandung lainnya dan lain sebagainya. Timbul kebencian-kebencian dan ketidaksukaan-ketidaksukaan tertentu terhadap orang tuanya, si anak mulai mengabaikan "budi baik" orang tua dan "asal" si anak ditutupi oleh segala perasaan yang berkecamuk didalam dirinya.


Disinilah titik dimulainya si anak menggeluti "proses kehidupannya secara nyata", segala kejadian pada dirinya yang merupakan akibat dari orang tuanya tersebut , memicu keinginan dirinya untuk mulai menggali dan mempelajari sisi pribadi dan juga lingkungan yang mempengaruhinya baik dari sudut orang tua, keluarga, teman sekolah , saudara, dan lain sebagainya. Namun apa hasilnya, tiap-tiap anak yang ia temui, mengatakan hal yang kurang lebih sama, "pernah mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan dari orang tuanya". Benak si anak makin berkecamuk karena seringkali yang dianggap sebagai "perbuatan yang tidak menyenangkan tersebut" oleh anak yang lain ternyata bagi dirinya hanya "biasa" saja bahkan terkadang dapat dianggap "menyenangkan". Ternyata yang dianggapnya sebagai "perbuatan tidak menyenangkan" sangatlah relatif ketika dibandingkan dengan anak lainnya.


Kemudian proses kesadaran dirinya, mulai tergugah ketika dia menemui kesulitan hidup yang teramat sangat. Lalu ia menghadapinya dan berhasil. Disatu sisi ia melihat temannya yang memiliki kesulitan hidup yang kurang lebih sama tetapi prosesnya bukan bertambah baik tetapi semakin sulit dan mulai tampaklah kefrustasian temannya itu. Setelah peristiwa tersebut si anak tersadar bahwa justru "kemudahan" dirinya dalam berbuat dan menghadapi kesulitan hidupnya tersebut ternyata akibat bekal "perbuatan yang tidak menyenangkan"dari orang tuanya, sungguh menakjubkan.


Si anak mulai tersentak, ia tersadar bahwa sejak dari awal sebagai seorang anak tidak akan mungkin dirinya berkehendak sendiri atas kelahirannya, dan tidak juga dapat dipersalahkan "proses sebab" lahir dirinya yang diakibatkan oleh "perbuatan orang tua", ia berkesimpulan berarti memang ini sudah digariskan Tuhan kepada dirinya, segala proses kejadian dan hubungan anak-orang tua yang dialaminya semua sudah bagian dari garis kehidupan dirinya, suatu kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Ya, si anak baru mengerti bahwa selama ini ia terlalu mempermasalahkan orang tuanya padahal justru yang terpenting adalah membangun kesadaran pribadinya bahwa segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini termasuk hubungan anak-orang tua adalah merupakan bagian dari kehendak Tuhan, tidak ada seorangpun yang bisa melawan-Nya. Mungkin ini fondasi Iman sesungguhnya, renungnya.
Read More...

Kesabaran Dalam Do'a

Mana kala apa yang kita pikirkan tidak tepat, TUHAN berkata, “TIDAK.”
Tidak – kala pemikiran itu bukan pemikiran yang terbaik
Tidak – kala pemikiran itu sama sekali salah
Tidak – walaupun pemikiran tersebut mungkin saja dapat menolongmu, namun juga akan menimbulkan masalah bagi orang lain
Mana kala waktunya tidak tepat, TUHAN berkata, “PERLAHANLAH.”
Apa jadinya kelak bila TUHAN menjawab setiap doa secepat kita menjentikkan jari-jari kita? Tahukah engkau apa yang akan terjadi?
Tuhan akan menjadi hambamu, bukan Tuanmu.
Tiba-tiba saja TUHAN mengabdi kepadamu, bukan engkau yang mengabdi
kepada-NYA.


Mana kala engkau berbuat kesalahan, TUHAN berkata, “BERTUMBUHLAH.”
Orang yang mementingkan dirinya sendiri harus bertumbuh di dalam ketidak-egoisan.
Orang yang terlalu berhati-hati harus bertumbuh di dalam keberanian.
Orang yang suka menguasai orang lain harus bertumbuh di dalam kepekaan.
Orang yang senang mencela harus bertumbuh didalam tenggang rasa.
Orang yang selalu berpikiran negatif harus bertumbuh di dalam sikap positif.
Orang yang senang mencari kepuasan jasmani harus bertumbuh di dalam berbagi rasa dengan orang-orang yang menderita.
Mana kala semuanya telah benar, TUHAN berkata, “PERGILAH.”
Mukjizat terjadi:
Pecandu berat alkohol dilepaskan.
Pecandu obat bius menemukan kebebasannya.
Yang ragu-ragu menjadi percaya layaknya seorang anak kecil.
Jaringan tubuh yang terkena penyakit mulai menjadi sembuh karena pengobatan.
Pintu yang menuju ke arah impianmu tiba-tiba terbuka dan berdirilah Tuhan di sana sambil berkata, “PERGILAH!”
Ingatlah:
Penundaan oleh TUHAN bukan berarti pengingkaran janji TUHAN.
Waktunya TUHAN sempurna adanya.
Kesabaran adalah yang kita perlukan dalam berdoa.
Read More...

Nasihat Seorang Ibu Untuk Putrinya

Nasihat Seorang Ibu Di Akhir Zaman untuk Putrinya Menjelang Dewasa

Putriku
Menjelang engkau dewasa
Pintallah benang-benang keimanan
untuk pakaian keseharianmu
Sebutlah nama Tuhanmu
Dalam setiap tarikan nafasmu
Agar engkau selamat, tidak diperkosa dan dianiaya
Oleh kaum durjana, kaum jin, kaum iblis yang angkara
Dan tidak diperdaya situasi zaman
yang memang sudah gila tak kenal iba

Lindungilah
Tabir kesucianmu
dengan sifat malu dan dengan benteng Ilahi
yang berwujud pesona cahaya
yang terpancar pada surat An Nur
ayat tiga puluh sampai tiga pulih tiga


Kelak, jika tiba masamu
pilihlah suami yang shaleh, bersahaja,
tidak kaya, tidak miskin,
fasih membaca Al-Qur'an,
fasih mengumandangkan kebenaran dan keadilan,
setia dalam cinta,
setia dalam suka dan duka, dan
setia dalam menjaga keluarga
dari hal-hal yang tidak direlakan Tuhan

Lantas lahirkan dari kesucian rahimmu
seribu generasi teladan, seribu generasi pilihan
yang terukir dengan standar surat Al Kahfi ayat tiga belas

Akhirnya, jadilah engkau seorang ibu sejati
sepanjang hayat masih dikandung badan
hingga pada saatnya, di akhir masa nanti
Engkau akan dikenang sebagai mentari sejati
bagi peradaban umat manusia ini
Putriku, camkan nasihat ibumu yang tulus murni.
Read More...

"KISAH NYATA - KEBESARAN JIWA SEORANG IBU"

Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronic.

Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe-cewe yang kenal dia.

Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah di promosikan ke posisi manager. Gaji-nya pun lumayan. Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor. Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe-cewe jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.

Di rumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit dibagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar.

Wanita tua ini betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting. Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be.

Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan rutin layaknya ibu rumahtangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu-satunya, A be.

Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya. Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. "Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan." jawab A be.


Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang Ibu. Tentu saja Ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya. Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah.

Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali).

Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper) dan uring-uringan di rumah. Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari Ibunya, A be melihat sebuah box kecil. Di dalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah. Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun.

Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya. Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa di bendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud di samping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini.

Sang Ibu-pun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya." Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi".

Setelah sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja ke supermarket. Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek.

Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa
kisah ini kedalam media cetak dan elektronik.

Untuk kalian yang masih punya Ibu (Mama atau Mami) di rumah, biar bagaimanapun kondisinya, segera bersujud di hadapannya.

Selagi masih ada waktu..........
Read More...

Kebahagiaan

Sebuah kalimat yang pernah saya baca di salah satu mailing list.

Kebahagiaan itu sangat sederhana, bahkan disaat saya masih berada di Jakarta, ditengah tengah kesibukan pekerjaan aku, ditengah tengah masalah yang menghimpit berbulan-bulan bahkan hampir saja aku lari menghindar dari masalah itu – tapi mau tidak mau akupun harus menghadapinya…..ternyata, akupun tetap mengalami kebahagiaan yang sangat menyenangkan. Bahkan kebahagiaan itupun amat sangat mudah untuk aku dapatkan. Tiap pagi – pergi dan malam pulang kerja, aku melewati daerah dimana pepohonan begitu rimbun dan hijaunya, aku menikmati dan menghirup udara yang masih bersih bebas dari polusi, ternyata…aku mendapatkan kebahagiaan dari situ….. Di suatu malam, disaat aku menatap langit, aku melihat bintang bintang…iiihh…ternyatahari ginih di Jakarta masih ada bintang juga? Dan aku pun merasakan kebahagiaan pada saat itu….


Di bis dari blok M menuju Tangerang, aku mendengarkan seorang Bapak yang bersyair….. bertutur…dengan celotehnya yang membuat aku tersenyum…aaahhh..ternyata didalam bis aku pun mendapatkan kebahagiaan itu…..Di saat aku bangun pagi, merasakan dingin dan sejuknya udara dikala subuh….waaahhh…ternyata kebahagiaankupun ada disitu.


Bila kekayaan itu tidak membahagiakan semua orang kaya dan sebaliknya bila kemiskinan itu tidak menyedihkan semua orang miskin, maka kebahagiaan itu tidaklah sesuatu yang spektakuler. Dia sangat sederhana, dia ada disekeling kita, bahkan dia ada dalam hati kita. Mudah bukan untuk memperoleh kebahagiaan? Dia sangat cantik, begitu anggun, begitu sederhana…..

Kebahagiaan itu begitu indahnya disaat kita berada dalam pribadi yang setia pada hal-hal yang benar……Bertutur kata yang benar, bertindak yang benar…akan mendatangkan kebahagiaan dalam hidup kita…Menjadi pribadi yang jujur, menjadi pribadi yang memberi….pun pasti memberikan kebahagiaan pada diri kita…..

Bahkan….satu hal mengapa aku selalu berbahagia dalam hidup aku….Bahwa aku sudah memiliki cintaNya. Cinta yang yang tak pernah mati, Cinta yang selalu menggairahkan kehidupan aku…..Cinta yang membuat aku tergila gila kepadaNya….Yang ingin selalu dekat denganNya…..

Ya, ketika Cinta itu datang dan menghampiriku…..Dia berkata kepadaku, disaat kamu merasa sendiri, tidaklah berarti bahwa kamu itu sendiri…..disaat kamu merasa bahwa tak seorangpun menginginkanmu, tidak berarti bahwa tak satupun orang yang peduli kepada kamu…..Cinta datang, selalu berada disisiku, dan Ia tidak akan pernah meninggalkan aku….Cinta tidak memberi semua yang aku mau, tapi Cinta memberi apa yang aku butuhkan, Dia yang lebih tahu apa yang aku butuhkan daripada aku sendiri…. Jadi, adakan alasan untuk mengapa aku tidak berbahagia? CintaNya kepadaku sudah lebih dari cukup mengapa kebahagiaan itu ada pada diriku……….
Sudahkah Anda berbahagia hari ini???
Read More...

Apa Arti Sabar Yang Sesungguhnya

Pegang sing prinsip sampe mati
Tapi mudahkan sing sepele-sepele, ojo sesat pikir

Eling - halal, legal, bermartabat

Sing asih - asuh - asah



Apakah kesabaran itu?
Kalau kita diperlakukan tidak adil dan diam saja, apakah itu sabar?
Sementara dalam hati kita menahan amarah yang meluap-luap
dan merencanakan balas dendam.
Kalau kita dicemooh dan diam saja, apakah itu sabar?
Sementara hati kita teriris luka dan irisan itu tersimpan begitu aman tak lekang waktu.


Kalau teman kita berbuat salah pada kita dan kita diam saja di hadapannya,
apakah itu sabar?
Sementara kita menggerutu dalam hati, membanting pintu dan lemari besi... (hiperbolik bgt)

Sampai akhirnya ku berhenti pada akhir perenungan, bahwa itu bukan kesabaran, tapi ketidak berdayaan. Sabar yang sesungguhnya--at least in my idea--haruslah sikap menahan diri yang dinuansai dengan kasih, keiklasan, ketekunan-kesetiaan, dan kerendahan hati.

Sabar... , punyailah sikap sabar...
Read More...

Mengapa Kita Membaca Al-Qur'an Meskipun Kita Tidak Tahu Artinya

Seorang Muslim tua, Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.

Suatu hari sang cucu nya bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur'An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur'An? Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di dasar keranjang, memutar sambil melobangi keranjang nya ia menjawab,

" Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air."



Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

Kakek tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.

Sang kakek berkata, " Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang batubara itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.

ekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai di depan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, " Lihat Kek, percuma!" " Jadi kamu pikir percuma?" Jawab kakek.

Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya. " Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam. " Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur'An. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tapi cukuplah bacaan mu itu untuk membersihkan kotora-kotoran hitam yang menmpel pada hatimu."
Read More...

10 Alasan Mengapa Kita Perlu Berdo'a

1. Mengurangi daya stress yang ditimbulkan oleh beraneka ragam persoalan hidup yang kita alami mereka yang suka malas berdoa akan lebih mudah untuk mengalami stress
2. Menurunkan tingkat emosi atau kemarahan mereka yang lebih sering berdoa akan lebih mampu mengendalikan diri dalam hal emosi dan kemarahan mereka yang sedang mau marah dan kemudian berdoa niscaya emosinya menjadi stabil
3. Mengurangi bahkan menghilangkan rasa putus asa mereka yang tekun berdoa akan memiliki kemampuan lebih untuk tidak mudah putus asa saat berada dalam kegagalan dibanding mereka yang jarang bahkan sama sekali malas berdoa
4. Meningkatkan ketegaran hati mereka yang lebih tekun berdoa akan lebih tegar menghadapi peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar yang dikehendakinya bahkan peristiwa pahit sekalipun
5. Meningkatkan daya tahan tubuh dari penyakit-penyakit yang disebabkan gangguan psikis dengan ketekunan dalam berdoa, seseorang akan memiliki daya tahan secara fisik karena mampu untuk menghadapi dan menjalani kehidupan dengan segala peristiwanya dalam terang Kehendak Allah, sehingga tubuh tidak menjadi mudah lemah karena beban pikiran dan pekerjaan (bhs Jawa Nrimo)


6. Membuat orang menjadi lebih terbuka terhadap kelemahan dan kekurangan sesama mereka yang tekun berdoa dengan baik memiliki sikap yang lebih terbuka terhadap sesamanya karena ia akan terbantu dalam doa-doanya untuk menyadari juga kelemahan-kelemahan nya sendiri
7. Meningkatkan daya cinta kasih kepada diri sendiri dan orang lain ketekunan dalam doa membuat seseorang memiliki relasi intim dengan Tuhan Allah. Allah sendiri adalah kasih maka mereka yang tekun berdoa niscaya memiliki daya cinta kasih yang lebih kepada diri sendiri dan sesamanya. Mereka yang terjerumus dalam narkoba pastilah orang yang tidak tekun berdoa karena tidak mampu mencintai dan mengasihi diri sendiri
8. Meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan diri. Seseorang yang dalam hidupnya tekun untuk berdoa akan memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengembangkan diri dengan lebih maksimal, karena ia akan semakin memahami talenta-talenta yang Tuhan berikan dan bagaimana seharusnya dikembangkan
9. Menjadikan yang tidak baik menjadi baik setiap orang yang tekun berdoa akan memiliki kemampuan untuk merubah yang tidak baik menjadi baik, dibandingkan mereka yang malas berdoa justru menjadikan yang baik menjadi buruk
10. Layak menerima keselamatan. Dengan berdoa tekun seseorang mendapatkan kesempatan untuk semakin kuat dan bahkan karena relasinya yang baik dengan Allah selagi di dunia ini ia juga akan mengalami yang sama kelak di keabadian
Read More...

3 Nasehat

(Kisah ini didapat dalam klasik Rumi, Mathnawi. Kisah ini ditonjolkan dalam Kitab Ketuhanan karya Attar, salah seorang guru Rumi)

Pada suatu hari ada seseorang menangkap burung. Burung itu berkata kepadanya, "Aku tak berguna bagimu sebagai tawanan. Lepaskan saja aku, nanti kuberi kau tiga nasehat."

Si Burung berjanji akan memberikan nasehat pertama ketika masih berada dalam genggaman orang itu, yang kedua akan diberikannya kalau ia sudah berada di cabang pohon, dan yang ketiga ia sudah mencapai puncak bukit.

Orang itu setuju, dan meminta nasehat pertama. Kata burung itu, "Kalau kau kehilangan sesuatu, meskipun kau menghargainya seperti hidupmu sendiri, jangan menyesal."


Orang itupun melepaskannya, dan burung itu segera melompat ke dahan. Di sampaikannya nasehat yang kedua, "Jangan percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal, apabila tak ada bukti."

Kemudian burung itu terbang ke puncak gunung. Dari sana ia berkata, "O manusia malang! diriku terdapat dua permata besar, kalau saja tadi kau membunuhku, kau akan memperolehnya!"

Orang itu sangat menyesal memikirkan kehilangannya, namun katanya, "Setidaknya, katakan padaku nasehat yang ketiga itu!"

Si Burung menjawab, "Alangkah tololnya kau, meminta nasehat ketiga sedangkan yang kedua pun belum
kaurenungkan sama sekali! Sudah kukatakan padamu agar jangan kecewa kalau kehilangan, dan jangan mempercayai hal yang bertentangan dengan akal. Kini kau malah melakukan keduanya. Kau percaya pada hal yang tak masuk akal dan menyesali kehilanganmu. Aku toh tidak cukup besar untuk bisa menyimpan dua permata besar!

Kau tolol. Oleh karenanya kau harus tetap berada dalam keterbatasan yang disediakan bagi manusia."
Read More...

Nasehat Dari Ibu ynag Bijak

Ada nasehat yang sangat dalam, yang diambil dari wanita-wanita Arab. Nasehat itu adalah nasehat Umamah binti Harits kepada putrinya, Umu Iyas binti Auf, pada malam pernikahannya. Diantara nasehat-nasehatnya adalah :

“ Putriku, sesungguhnya engkau telah memisahkan dirimu dari ‘lingkungan’ yang darinya engkau keluar. Engkau telah meninggalkan kehidupan yang darinya engkau berkembang. Seandainya seorang perempuan tidak membutuhkan suami, karenan kecukupan dari orang tuanya dan kebutuhan yang sangat pada anaknya, maka engkau menjadi orang yang sangat tidak membutuhkan suami. Namun wanita diciptakan untuk laki-laki dan baginya laki-laki tercipta.

Nasehat yang pertama dan yang kedua adalah : Engkau harus rendah hati dengan senantiasa bersikap menerima dan, selalu mendengarkan dan taat kepadanya.


Nasehat yang ketiga dan keempat adalah : Hendaklah engkau menjaga kebersihan sesuatu yang kepadanya hidung dan mata suami tertuju. Jangan sampai ia melihat kejelekan ada pada dirimu, dan jangan sampai ia menciummu kecuali engkau dalam keadaan sangat wangi.

Nasehat yang kelima dan keenam adalah : Hendaklah engkau selalu siapkan waktu tidur dan makan baginya. Karena kelaparan akan membuatnya garang dan kekurangan tidur akan membuatnya mudah marah.

Nasehat yang ketujuh dan kedelapan : Hendaklah engkau menjaga hartanya, memelihara kehormatan dan putra-putrinya. Dapat mengurus harta adalah sebuah perhitungan yang baik dan dapat mengurus anak adalah kemampuan mengatur yang baik.

Nasehat kesembilan dan kesepuluh : Janganlah engkau melanggar perintahnya. Janganlah engkau menyebarkan rahasianya. Jika engkau menentang perintahnya, maka membuat hatinya dongkol. Jika engkau menyebarkan rahasianya, maka engkau tidak bisa menjaga kehormatannya. Kemudian hendaklah engkau tidak tampak senang dihadapannya mana kala ia sedang sedih. Tidak pula engkau bersedih ketika ia dalam keadaan berbunga-bunga.”

Pencerahan : Kebahagiaan bukan di tangan orang lain, tapi di tanganmu sendiri.
Read More...